Minggu, 12 April 2020

ESDAL Nomor 1 : VIRUS CORONA SAAT INI DAN BAGAIMANA ILMU EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN MEMANDANG MASALAH GLOBAL INI

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. 

Pandemi virus corona semakin memberi pukulan keras terhadap ekonomi global. Negara negara yang terkena imbas dari pandemi ini memiliki berbagai macam masalah/dampak yang dirasakan. Dalam buku Tietenberg dan Lewis "Environmental and Natural Resource Economic" pada chapter 2 membahas tentang “Pendekatan Ekonomi : Hak Properti, Eksternalistas dan Masalah Lingkungan.” Terkait dengan eksteralitas, pandemi virus corona menimbukan dampak/eksternallitas dari adanya pandemi ini. Terdapat dua macam eksternalitas yaitu eksternalitas  negatif dan eksternalitas positif. Pada eksternalitas negatif yaitu dampaknya dapat merugikan  pihak yang tidak terlibat dalam tindakan tersebut, sedangkan eksternalitas positif yaitu dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap pihak lain.

Kabar baik di tengah kabar buruk terkait semakin luasnya penyebaran virus corona di dunia. Sebab, Covid-19 menunjukkan pengaruh positif terhadap polusi udara secara global. Pada saat China menyatakan lockdown karena penyebaran virus corona yang semakin liar, citra satelit menunjukkan tingkat polusi yang menurun drastis di langit Negeri Tirai Bambu itu. Kali ini, seperti melansir Science Alert, Selasa (17/3/2020), para astronom menunjukkan penurunan emisi nitrogen dioksida di langit Eropa.

Citra satelit Copernicus Sentinel-5P milik ESA dari langit di Italia Utara, menunjukkan penurunan polusi udara secara drastis setelah Italia menyatakan lockdown karena wabah pandemi virus corona, Covid-19

Gambar tersebut menunjukkan penurunan nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri, yang turun secara drastis. "Penurunan emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat nyata," jelas Claus Zehner, manajer misi Badan Antariksa Eropa ( ESA) Copernicus Sentinel-5P. 

Tetapi dengan hal ini membuat beberapa negara di dunia menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Dampak yang paling dirasakan diberberlakukan lockdown yakni sisi ekonomi yang diperkirakan bakal ‘terpukul’ dengan keras. Menurut Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, dirinya memprediksi bahwa hal tersebut bisa membuat ekonomi Indonesia kolaps dan memicu krisis ekonomi. Bank Indonesia (BI) menganggap virus ini masuk dalam risiko terhadap inflasi yang berasal dari kondisi global. Selain corona, BI juga memprediksi tekanan inflasi akan datang dari faktor risiko domestik terutama yang berasal dari penyesuaian harga yang diatur pemerintah. Dilansir dari kompas.com Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, BI tetap menargetkan inflasi tahun 2020 tetap berada di angka 3% plus minus 1%. Salah satunya memaksimalkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk memantau ketersediaan pasokan pangan, kelancaran distribusi, koordinasi efektif, dan menjaga harga. Selain itu, bahwa sentimen virus corona belum memperlihatkan indikasi perlambatan perdagangan global. Kemudian pada sektor industri berdampak cukup tinggi karena adanya pembatasan terhadap segala bentuk aktivitas di luar rumah demi mencegah penyebaran COVID-19 yang akhirnya berdampak pada aktivitas ekonomi serta membuat perputaran uang semakin melambat. Karena pada kegiatan produksi dan konsumsi yang  dibatasi di masyarakat akibat dari adanya lockdown, maka dapat mempengaruhi pada sektor  perdangan juga yakni dapat menghambat kegiatan export-import. Dan bagi mereka para pekerja pada sektor informal maka penghasilan mereka akan berkurang karena mereka beraktivitas di luar ruangan. Maka dalam kondisi seperti ini, pemerintah harus membuat kebijakan yang tepat terkait dengan adanya pademi Covid-19 agar perekonomian tidak semakin terpuruk. 



DAFTAR PUSTAKA
Tietenberg, T., & Lewis, L. (2018). Environmental and Natural Resource Economics: 11th Edition. New York: Routledge. 

Sumber dari https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/17/190300123/dampak-pandemi-virus-corona-pada-lingkungan-polusi-udara-global-turun. dengan judul "Dampak Pandemi Virus Corona pada Lingkungan, Polusi Udara Global.

Sumber dari https://katadata.co.id/berita/2020/02/13/jadi-masalah-global-bi-hitung-virus-corona-sebagai-risiko-inflasi-ri. dengan judul "Jadi Masalah Global, BI Hitung Virus Corona Sebagai Risiko Inflasi RI".

Sumber dari https://id.wikipedia.org/wiki/Koronavirus. Diakses pada 10 April 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS ESDAL: MINDMAP

Mind Map Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Pertemuan 1)  CHAPTER 1 (Ruang Lingkup Studi ESDAL dan Visi Masa Depan) Sumber ...